Search

Automatic Created Playlist by www.autoplaylist.com
Make Your Own Mp3 & Video Playlist at www.autoplaylist.com

Senin, 07 Desember 2009

Band & Musisi Reggae Dunia

Alton Ellis
Born in Kingston, Jamaica, in 1944
Active: '50s - 2000s
Instrument: Vocals

Bob Marley, Singer/Songwriter
(Robert Nesta Marley)
Birthplace: Feb 06, 1945 in St. Ann, Jamaica
Died: May 11, 1981 in Miami, Florida (cancer)
Best Known As: The reggae hero who did "Get Up, Stand Up"
Active: '60s, '70s, '80s
Instruments: Vocals, Guitar

Burning Spear
Born: Mar 01, 1948
Alternative Name: Winston Rodney
Genre: Reggae
Active: '60s - 2000s
Instrument: Vocals
Influences: Count Basie, Bob Marley

Bunny Wailer
Born: Apr 10, 1947 in Kingston, Jamaica
Active: '70s - 2000s
Instruments: Vocals, Percussion
Influences: The Tams, The Temptations, Curtis Mayfield, The Drifters

Inner Circle
1968 in Jamaica
Active: '70s - 2000s
Influences: Jacob Miller

Jimmy Cliff
Birth Name: James Chambers
Born: 1948 in St. Catherine, Jamaica
Influences: The Impressions, R&B

Joe Higgs
Born in Kingston in 1940
Dec 18, 1999
Active: '70s, '80s, '90s
Instruments: Vocals, Percussion

Lee "Scratch" Perry
Born: Mar 20, 1936 in St. Mary's, Jamaica
Active: '60s - 2000s
Instruments: Vocals, Percussion

Third World
1973 in Kingston, Jamaica
Active: '70s - 2000s
Influences: Bob Marley, Alton Ellis, Burning Spear, Soul

Alpha Blondy
Jan 01, 1953 in Dimbokora, Cote d'Ivoire
Active: '80s, '90s, 2000s

the Wailers
1963
Active: '60s - '90s
Major Members: Aston Barrett, Carlton "Carlie" Barrett, Bob Marley, Junior Marvin
Influences: Jimi Hendrix, The Skatalites, Soul

The Upsetters
Active: '60s, '70s, '80s
Major Members: Lee "Scratch" Perry, Clevie, Hux Brown, Mikey Boo

Israel Vibration
Formed: 1977
Active: '70s - 2000s
Major Members: Cecil Skelly Spence, Albert Apple Craig, Lacelle Wiss Bulgin
Influences: Bob Marley & the Wailers, The Wailers, Peter Tosh, Bob Marley, Toots & the Maytals, The Heptones, Jimmy Cliff, Burning Spear, The Abyssinians

UB40
1978 in Birmingham, England
Active: '80s, '90s, 2000s

Jacob Miller
Born: May 04, 1956 in Mandeville, Jamaica
Died: Mar 23, 1980
Active: '70s
Instruments: Vocals, Bass
Influences: The Wailers, Soul

Lucky Dube
Active: '70s - 2000s
Instrument: Vocals
Influences: Peter Tosh, Bob Marley

Peter Tosh
Born: Oct 19, 1944 in Westmoreland, Jamaica
Died: Sep 11, 1987 in Kingston, Jamaica
Active: '60s, '70s, '80s
Instruments: Melodica, Vocals, Guitar, Organ
Representative Songs:
Brand New Second Hand, Legalize It, Why Must I Cry.


Sumber : Indoreggae.com
Read rest of entry

Rabu, 02 Desember 2009

Mental Baja Luncurkan Album Terbaru


Category: Music
Genre : Reggae
Artist : Mental Baja

Ditengah kekecewaan teman-teman The Jakmania dan para penggemar sepakbola nasional, akibat dibatalkannya laga kandang perdana Persija Jakarta yang akan melawan tetangga sebelahnya Persita Tangerang, senin (28/7) malam ini karena tidak turunnya izin dari pihak kepolisian.

Teman-teman The Jak Pademangan justru mencuri perhatian dengan menghibur mereka yang sedang dilanda kekecewaan mendalam, mereka berkreasi dengan meluncurkan album terbaru Mental Baja. Kreatifitas teman-teman The Jak memang tak ada batasnya, mereka terus berkreasi, berinovasi dan menggali potensi diri. setelah sukses dengan tembang "Viking Orang Dusun", Mental Baja kini mengeluarkan album keduanya yang bertajuk Reggae + Party. Album yang berisi 10 lagu ini, banyak diisi dengan irama musik kaum rastafaria.

Dalam album inipun banyak menceritakan kejadian ataupun berdasarkan pengalaman para The Jakers saat mendukung Persija Jakarta. Namun, Ada satu lagu yang dipersembahkan teman-teman Mental Baja untuk mengenang Alm. Fathul Mulyadin yang tewas saat semifinal Copa Indonesia 2007 "06 Februari".

Dalam album ini Mental Baja dimeriahkan dengan hadirnya muka-muka baru tapi lama, seperti ; Nyong (Gitaris Kunci), Bung Ferry (Ass. Manajer Persija) serta Agung Marcell (Korwil Bekasi). untuk itu dapatkan segera kasetnya di situs ini www.jakmania.org/in/fanshop atau distro Jak Pademangan, harganya pun sangat terjangkau dan tidak menguras isi kantong.

Tags: mental baja
Read rest of entry

HARDLINE


Category : Movies
Genre : Documentary

Film HardLine yg mendunia... (Film soal Jakmania)
Mungkin sudah ada bbrp teman2 yg tahu soal ini..
bbrp tahun lalu seorang anak muda bernama Yusuf bachtiar membuat film mengenai sepak terjang anak2 Jakarta dalam mensupport tim kesayangannya (Persija Jakarta)..

dari hasil karyanya, lahirlah 2 buah Film pendek:
- Jakarta is Mine (Jakarta Kota Gue)
- Hardline (Garis Keras)
.:. Rencananya akan ada juga versi panjangnya (durasi 90 menit)


Film tersebut didalam negri pernah diputar secara safari di bberapa kota (kebanyakan diputar di kampus), seperti di IKJ (jakarta) dan di Bandung..

Hebatnya lagi, Film ini pernah menjadi nominasi di bbrp Festival film diluar negri, bahkan mengundang decak kagum dari mantan pemain Jerman:
"Bahkan mantan pemain nasional Jerman, Franz Beckenbauer, yang menjadi ketua panitia World Cup 2006, tidak bisa menyembunyikan keheranannya. “Di Indonesia sepakbola sampai sepopuler itu?” kata Yusuf menirukan pertanyaan Beckenbauer."

Film "Hardline" mengisahkan sepak terjang Jakmania dalam rangka mendukung Persija Jakarta di Liga Indonesia. Film ini merupakan salah satu film Trilogy Jakmania.

TRILOGI:
Hard Line
Jakarta is Mine
'n The Jak
(total sekitar 90 menit)
DVD nya juga dijual:
Harga Rp. 15.000,-
Pin Rp. 5.000,-

Sumber : thejakmania12.multiply.com
Read rest of entry

Senin, 30 November 2009

ANTARA MUSIK REGGAE DAN RASTAFARIAN


Sejatinya, rastafari awalnya merupakan suatu gerakan yang populer di Karibia. Gerakan ini menolak bangsa Afrika berada dalam penindasan kulit putih. Ras Muhamad yang menjalani falsafah rastafari sejak sepuluh tahun terakhir mengakui, di Indonesia terdapat bias dalam memandang rastafari.

Sesungguhnya, penganut rastafari yang disebut sebagai rastaman, atau rastafarian tidak mengkonsumsi alkohol, obat bius, ganja, dan beberapa diantaranya adalah vegetarian. Perbedaan cara memandang pada gerakan ini lebih disebabkan minimnya sumber-sumber informasi yang benar-benar paham akan rastafari.

Sehingga justru yang timbul dan diikuti oleh sebagian orang adalah perilaku negatifnya saja.Salah satu musisi Jamaika, Bob Marley, yang juga menganut rastafarian, memberi andil yang signifikan dalam mempopulerkan reggae ke dunia internasional.

Tembang-tembang yang dimainkan oleh Bob Marley memanifestasikan gerakan perjuangannya melawan rezim apartheid di Afrika.

Lagu dalam musik reggae yang berisi pesan perdamaian, serta perjuangan terhadap kehidupan maupun kritik-kritik sosial dilatarbelakangi situasi di Afrika, lebih khusus lagi di Jamaika, yang kerap mengalami pertikaian politik.

Lagu-lagu yang berakar dari musik Jamaika, seperti reggae atau ska, yang sarat dengan semangat anti perbudakan, keinginan untuk hidup mandiri, serta memiliki tujuan yang jelas dalam hidup, merupakan bagian yang tidak jauh berbeda dengan falsafah rastafari.

Namun, bagian positif seperti ini kerap luput dari pandangan banyak penggemar reggae. Sebagian besar justru lebih banyak terbawa arus gaya hidup sang legenda, Bob Marley.

Kalangan musisi yang bergelut di aliran musik reggae menyayangkan kaum pecinta reggae yang tidak mengerti makna sesungguhnya, musik yang satu ini. Mereka berharap, para pecinta reggae menghayati makna terdalam dari musik yang satu ini agar aliran ini tidak dimanfaatkan untuk menjaring kaum remaja ke arah yang negatif.

Saat ini banyak penggemar reggae yang menamai diri rastaman, tetapi menjalani gaya hidup yang seenaknya, yang bertolak belakang dengan pandangan penganut rastafari. Padahal, meski berasal dari kawasan yang sama, reggae dan rastafari merupakan dua hal yang berbeda.

Begitu kentalnya nuansa falsafah rastafarian dalam ratusan tembang yang dicipta dan dibawakan musisi reggae, membuat citra reggae dan rastafarian sulit untuk dipisahkan.

Minimnya informasi mengenai esensi dari reggae dan rastafarian membuat pengertian antar keduanya menjadi tumpang tindih. Bahkan, ada orang yang menggunakan kata rasta sebagai kata ganti untuk mariyuana, atau ganja.

Sehingga beberapa orang merasa takut untuk disebut sebagai rastaman, karena berkonotasi negatif. Dalam hal penggunaan ganja, Tony Q (baca : toni kiuw) yang sudah belasan tahun bergelut di musik reggae, baik di dalam negeri, maupun mancanegara, punya pengalaman tersendiri dalam hal penggunaan ganja sebagai benda terlarang.

Jika diamati, para musisi reggae memang punya simpati kuat pada kaum rastafarian. Karena itu, mereka keberatan jika reggae dikonotasikan identik dengan kehidupan yang negatif. Kendati sebagai hiburan, musik reggae sejatinya berisi pesan positif.

Pada intinya, setelah melalui perjalanan panjangnya, reggae dan rastafarian bisa dibilang punya arah yang sama. Membawa pesan kasih sayang dan perdamaian, bukan sekedar berambut gimbal atau tampil berantakan.

Tak kenal maka tak sayang. Itulah jeritan hati pecinta reggae sejati. Kebebasan yang mereka inginkan, bukanlah kebebasan tanpa batas lewat pengaruh daun ganja.

Sumber: hot news
Read rest of entry

SOULJAH


SOULJAH ARE:

(lef to right) VINO: SAXOPHONE == EDOT: TROMBONE == DAVID: KEYBOARD == RENHAT: BASS == DANAR: VOCAL

NANDA: DRUM == SA'ID: VOCAL/TOASTING == GEMA: GUITAR



Souljah terbentuk karena perasaan ingin berimprovisasi dengan selera dan kegemaran. Terlahir dari mimpi dan kepuasan diri. Kami memilih nama itu dari sekian nama-nama lain yang mungkin (kata orang) lebih baik lagi. Tapi kami punya pendapat lain. Nama ini punya arti tersendiri untuk kami.

Nama Souljah diambil dari kata berbahasa Inggris soldier, yang berarti "pejuang", namun diucapkan dengan logat Jamaica. Namun terlepas dari sisi etimologisnya, kami merasa filosofi dari kata "pejuang" itu sendiripun, sangat kami (atau dalam bahasa sekarangnya "gue banget").

Seberapa berjuangnyakah Souljah? Apa yang diperjuangkannya? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin terlintas dalam pikiran kalian dan kami bisa memakluminya. Souljah memang baru terbentuk di bulan Oktober 2004 dan dalam kurun waktu yang belum ada 1 tahun, tentu kata 'perjuangan' menjadi sesuatu yang dipertanyakan.

Semua berawal di tahun 1998, ketika 5 orang personil awal Souljah bertemu dan latihan 'tidak sengaja' untuk pertama kalinya. Renhat (bass), Bayu (guitar), Dimas (drum), Ari (guitar), dan Danar (vocal), bersatu lewat sebuah lagu yang saat itu sedang sering diputar di radio. Come on Eileen lagu dari AHA yang dimainkan ulang oleh Save Ferris menjadi tonggak berdirinya Arigatoo, cikal bakal dari Souljah. Sebelum benar-benar terjun, Arigatoo merekrut Shanty (trumpet) dan Ocha (trumpet), untuk mengisi posisi brass section.

Langkah pun semakin mantap ketika Arigatoo mulai ikut seleksi berbagai acara yang sedang marak pada masa itu. Panggung demi panggung pun kami jajaki. Satu demi satu personil pun datang silih berganti. Pertama masuk Vino (alto saxophone) melengkapi formasi brass section, namun diikuti dengan hengkangnya Shanty. Formasi Arigatoo yang terakhir ini bertahan cukup lama sepanjang 1999-2001.

Sepanjang tahun itu, kami banyak bertemu teman-teman dari panggung ke panggung. Kami juga menambah satu orang personil lagi di formasi brass section, yaitu David (trumpet). Satu lagu kami "Indehoy di Teluk Bayur" bahkan sempat sangat akrab di telinga pendengar Mustang PunkSkaSila. Lagu kami yang lain, "Petualangan VW Combi", masuk ke dalam album kompilasi "Skamania" produksi Sony Music Indonesia.

Tetapi sekali lagi, Arigatoo memasuki masa kehilangan. Setelah Renhat memutuskan untuk melanjutkan studi ke Hawaii, Ocha, Ari, dan Dimas juga memilih konsentrasi pada pekerjaannya dan melepaskan atribut anak band mereka. Sementara 4 orang lain yang tersisa, mencoba bertahan dengan pemain additional. Jemmy, Beamy (Brain The Machine), Mito (Daily Feedback), Sigit, Wahyu, Heru (Penyot Sexy), sempat membantu kami baik saat manggung, maupun saat rekaman.

Pada tahun 2002, Renhat dan Dimas kembali bergabung dengan Arigatoo. Serentetan program dan mimpi mulai ditata ulang. Lagu-lagu baru terus diciptakan. Bahkan dalam perjalanan ini kami bertemu dengan Sa'id (toasting/rap), yang menambahkan nuansa lain dalam lagu kami. Titik awal pemikiran untuk mendirikan Souljah dimulai dari sini, namun baru benar-benar terealisasi setelah album pertama Arigatoo rilis di pasaran pada tahun 2003. Kami Bukan Perawan Lagi bukan sekedar judul main-main, tetapi sesuatu yang menyiratkan bahwa kami sudah bisa punya 'anak', kami sudah dewasa, kami bukan perawan lagi, dalam bermusik.

Setelah masuknya Sa'id dalam Arigatoo, kami merasakan suatu getaran lain yang membuat kami lebih bersemangat dan eksperimental dalam membuat lagu. Kami ingin menggabungkan selera musik masing-masing dari personil. Meramunya, untuk kemudian menelurkan sebuah karya yang lain dari yang sudah ada. Getaran ini yang mendesak kami untuk melepaskan Arigatoo dan melahirkan Souljah.

Pergantian nama ini, kami merasa lebih bebas membuat musik. Sesuai dengan nama Souljah yang terdengar 'Jamaica', musik kami pun berasal dari sana. Tetapi kali ini, tidak lagi ska yang kita mainkan. Tapi juga dance hall, dub, reggae, dan perkawinan dengan musik lain, seperti heavy metal, drum n bass, dan hip hop. Semua lagu ini dapat dinikmati di album perdana Souljah, BREAKING THE ROOTS.

Namun perjuangan kami tidak berhenti sampai di sini saja. Karena bagaimanapun, sebagian dari kami telah melepaskan pekerjaan tetapnya dan memilih untuk berkonsentrasi di jalur ini. Memperjuangkan mimpi yang telah menjadi nafas kami. Pergantian personil di beberapa lini pun dirasakan kembali oleh Souljah. Pada tahun 2007 posisi drummer yang ditinggalkan Dimas dan kemudian sempat diisi oleh Hanly, diduduki oleh Nanda atau yang lebih tenar dengan sebutan Ndoz Kibo. Di tahun 2008 giliran posisi gitaris yang kosong dan akhirnya sekarang ini masih dipegang oleh Gema. Formasi Renhat, Danar, Sa'id, David, Vino, Edot, Nanda, dan Gema adalah yang akan berjuang untuk album ketiga.

Last Updated ( Monday, 01 December 2008 )

Sumber : braddaSOULJAH.com
Read rest of entry

LIRIK-LIRIK LAGU REGGAE

BOB MARLEY lyrics – “Redemption Song”

Old pirates, yes, they rob I;
Sold I to the merchant ships,
Minutes after they took I
From the bottomless pit.
But my hand was made strong
By the ‘and of the Almighty.
We forward in this generation
Triumphantly.
Won’t you help to sing
These songs of freedom? -
‘Cause all I ever have:
Redemption songs;
Redemption songs.

Emancipate yourselves from mental slavery;
None but ourselves can free our minds.
Have no fear for atomic energy,
‘Cause none of them can stop the time.
How long shall they kill our prophets,
While we stand aside and look? Ooh!
Some say it’s just a part of it:
We’ve got to fulfil de book.

Won’t you help to sing
These songs of freedom? -
‘Cause all I ever have:
Redemption songs;
Redemption songs;
Redemption songs.


BOB MARLEY lyrics – “Waiting In Vain”

I don’t wanna wait in vain for your love;
I don’t wanna wait in vain for your love.
From the very first time I rest my eyes on you, girl,
My heart says follow t’rough.
But I know, now, that I’m way down on your line,
But the waitin’ feel is fine:
So don’t treat me like a puppet on a string,
‘Cause I know I have to do my thing.
Don’t talk to me as if you think I’m dumb;
I wanna know when you’re gonna come – soon.
I don’t wanna wait in vain for your love;
I don’t wanna wait in vain for your love;
I don’t wanna wait in vain for your love,
‘Cause if summer is here,
I’m still waiting there;
Winter is here,
And I’m still waiting there.

Like I said:
It’s been three years since I’m knockin’ on your door,
And I still can knock some more:
Ooh girl, ooh girl, is it feasible?
I wanna know now, for I to knock some more.
Ya see, in life I know there’s lots of grief,
But your love is my relief:
Tears in my eyes burn – tears in my eyes burn
While I’m waiting – while I’m waiting for my turn,
See!


BOB MARLEY lyrics – “Three Little Birds”

“Don’t worry about a thing,
‘Cause every little thing gonna be all right.
Singin’: “Don’t worry about a thing,
‘Cause every little thing gonna be all right!”

Rise up this mornin’,
Smiled with the risin’ sun,
Three little birds
Pitch by my doorstep
Singin’ sweet songs
Of melodies pure and true,
Sayin’, (“This is my message to you-ou-ou:”)

Singin’: “Don’t worry ’bout a thing,
‘Cause every little thing gonna be all right.”
Singin’: “Don’t worry (don’t worry) ’bout a thing,
‘Cause every little thing gonna be all right!”

Rise up this mornin’,
Smiled with the risin’ sun,
Three little birds
Pitch by my doorstep
Singin’ sweet songs
Of melodies pure and true,
Sayin’, “This is my message to you-ou-ou:”

Singin’: “Don’t worry about a thing, worry about a thing, oh!
Every little thing gonna be all right. Don’t worry!”
Singin’: “Don’t worry about a thing” – I won’t worry!
“‘Cause every little thing gonna be all right.”


BOB MARLEY lyrics – “No Woman No Cry”

No, woman, no cry;
No, woman, no cry;
No, woman, no cry;
No, woman, no cry.

‘Cause – ’cause – ’cause I remember when a we used to sit
In a government yard in Trenchtown,
Oba – obaserving the ‘ypocrites – yeah! -
Mingle with the good people we meet, yeah!
Good friends we have, oh, good friends we have lost
Along the way, yeah!
In this great future, you can’t forget your past;
So dry your tears, I seh. Yeah!

No, woman, no cry;
No, woman, no cry. Eh, yeah!
A little darlin’, don’t shed no tears:
No, woman, no cry. Eh!

Said – said – said I remember when we used to sit
In the government yard in Trenchtown, yeah!
And then Georgie would make the fire lights,
I seh, logwood burnin’ through the nights, yeah!
Then we would cook cornmeal porridge, say,
Of which I’ll share with you, yeah!
My feet is my only carriage
And so I’ve got to push on through.
Oh, while I’m gone,
Everything’s gonna be all right!
Everything’s gonna be all right!
Everything’s gonna be all right, yeah!
Everything’s gonna be all right!
Everything’s gonna be all right-a!
Everything’s gonna be all right!
Everything’s gonna be all right, yeah!
Everything’s gonna be all right!

So no, woman, no cry;
No, woman, no cry.
I seh, O little – O little darlin’, don’t shed no tears;
No, woman, no cry, eh.



BOB MARLEY lyrics – “I Shot The Sheriff”

(I shot the sheriff
But I didn’t shoot no deputy, oh no! Oh!
I shot the sheriff
But I didn’t shoot no deputy, ooh, ooh, oo-ooh.)
Yeah! All around in my home town,
They’re tryin’ to track me down;
They say they want to bring me in guilty
For the killing of a deputy,
For the life of a deputy.
But I say:

Reff*
Oh, now, now. Oh!
(I shot the sheriff.) – the sheriff.
(But I swear it was in selfdefence.)
Oh, no! (Ooh, ooh, oo-oh) Yeah!
I say: I shot the sheriff – Oh, Lord! -
(And they say it is a capital offence.)
Yeah! (Ooh, ooh, oo-oh) Yeah!

Sheriff John Brown always hated me,
For what, I don’t know:
Every time I plant a seed,
He said kill it before it grow -
He said kill them before they grow.
And so:

Reff**
Read it in the news:
(I shot the sheriff.) Oh, Lord!
(But I swear it was in self-defence.)
Where was the deputy? (Oo-oo-oh)
I say: I shot the sheriff,
But I swear it was in selfdefence. (Oo-oh) Yeah!

Freedom came my way one day
And I started out of town, yeah!
All of a sudden I saw sheriff John Brown
Aiming to shoot me down,
So I shot – I shot – I shot him down and I say:
If I am guilty I will pay.

Back to Reff*

Reflexes had got the better of me
And what is to be must be:
Every day the bucket a-go a well,
One day the bottom a-go drop out,
One day the bottom a-go drop out.



BOB MARLEY lyrics – “Africa Unite”

Ziya-po ya-ya, pa-pa-ya-pa!
Ti-da-lee, na po-po pu-du-loo!
Ste-na-peh na-na po po-ro po!
Africa unite:
‘Cause we’re moving right out of Babylon,
And we’re going to our Father’s land, yea-ea.

How good and how pleasant it would be before God and man, yea-eah! -
To see the unification of all Africans, yeah! -
As it’s been said a’ready, let it be done, yeah!
We are the children of the Rastaman;
We are the children of the Iyaman.

So-o, Africa unite:
‘Cause the children (Africa unite) wanna come home.
Africa unite:
‘Cause we’re moving right out of Babylon, yea,
And we’re grooving to our Father’s land, yea-ea.

How good and how pleasant it would be before God and man
To see the unification of all Rastaman, yeah.
As it’s been said a’ready, let it be done!
I tell you who we are under the sun:
We are the children of the Rastaman;
We are the children of the Iyaman.

So-o: Africa unite,
Afri – Africa unite, yeah!
Unite for the benefit (Africa unite) for the benefit of your people!
Unite for it’s later (Africa unite) than you think!
Unite for the benefit (Africa unite) of my children!
Unite for it’s later (Africa uniting) than you think!
Africa awaits (Africa unite) its creators!
Africa awaiting (Africa uniting) its Creator!
Africa, you’re my (Africa unite) forefather cornerstone!
Unite for the Africans (Africa uniting) abroad
Unite for the Africans (Africa unite) a yard!



Judul: Anak Kampung
Artist: Tony Q Rastafara
Album: Anak Kampung


Aku anak kampong
Mencoba hidup dikota
Mencari harapan
Sinar terang masa depan

Karna lahan-lahan
Dikampung mulai menghilang
Digantikan bangunan
Entah milik siapa..?
Mengapa ini terjadi

Bahkan satwa, hutan, sawah
Semakin berkurang
Dijamahi oleh
Tangan-tangan tamak
Kenapa ini terjadi

Aku anak kampong
Bertahan ditanah rantau
Jangan Salahkan aku
Berjuang demi kehidupan



Judul: Reggae dot com
Artist: Tony Q Rastafara
Album: Anak Kampung


Reggae gak harus gimbal
Gimbal gak slalu reggae
Reggae gak harus baganjo
Ganjo ga slalu reggae
Reggae musiknya ‘pecinta damai’

Gue ga doyan reggae
Tapi sangat gila menggaulinya
Gue gak suka reggae
Tapi sangat ‘gimbal’ menggilainya

Setiap pagi mencuci otak ku
Setiap malam mengalir dalam darah
Setiap hari getarkan jiwa
Setiap saat gimbal di hati
Woyoo reggae uuyeee reggae

Jarene sopo reggae orak penak
Jarene sopo reggae orak gayeng
Wong penak e koyo ngene rasane



Judul: Woman
Artist: Tony Q Rastafara
Album: Anak Kampung


Kamu terlihat diruangan tamu
Wajahmu ada dikamar tidur
Senyummu terlintas di ruang makan
Kau ikuti aku ke kamar mandi

Woman you make me feel so good
Woman you make me feel so bad
Woman you make me cry
Woman you make me laugh

Kamu ada dimana-mana
Dimana aku berada
Kau telah merasuk dalam jiwa
Your always in my mind

Woman you make me feel so good
Woman you make me feel so bad

Kamu bersarang didalam hati
Wajah mu lengket dlm dompet
Senyum mu slalu mencuci otak ku
Kau ikuti aku ke kamar mandi



Judul: Ketika
Artist: Tony Q Rastafara
Album: Anak Kampung


Melayang anganku melayang
Menyusuri khayal
Gundah gulana hati bergejolak
Meraih mimpi

Ketika aku jatuh cinta
Padamu yang telah tercipta
Ketika aku jatuh cinta
Tak ingin berakhir
Berharap selalu merasakan

Bawalah aku kesana
Dekatkan aku dengannya
Wujudkan aku untuknya
Janganlah hanya khayalan



Judul: Tertanam
Artist: Tony Q Rastafara
Album: Anak Kampung


Sisa lamunanku diguyur hujan
Menghantar merangkai kata
Malam telah menghanyutkan jiwa
Menjenguk rindu yang menggebu
Kenyataan lahirkan kesadaran
Saat ini kita menuai cinta
Maka biarkanlah waktu berjalan
Apa adanya,

Dua puluh empat jam terlewati
Untuk tidak berjumpa denganmu
Rintik air hujan masih setia
Membasahi bayang wajahmu oo…

Ada yang tertanam
Tinggal di halaman hati



Judul: Mencium Bulan
Artist: Tony Q Rastafara
Album: Anak Kampung


Nikmati sepi malam
Pagi menjelang
Ada separo bulan
Bertetangga bintang
Habiskan waktu
Sedikit kata…
Memeluk dirinya

Hati telah tertambat
Enggan beranjak
Jalani waktu berharga
Tak akan ku pejam kan mata
Tak sia sia kan
Waktu bersama

Oh ya… aku mencium bulan
Oh ya… angin sentuh bibirnya
Oh ya… angina mencium bulan



Judul: Ojo Lali
Artist: Tony Q Rastafara
Album: Anak Kampung


Ora iso karepe dewe
Kabeh ono aturanne
Yen pengen urip karepe dewe
Manggono ning alas dewe…
Jajalo…
Raksano…

Uripe menungso
Becik be brayan tepo sliro
Yen arep mulyo sumeleh ke ati
Ora usah gumum
Karo gilape ndoyo

Ojo lali sopo kowe
Soko ngendi anggonmu asale
Ojo lali kudu eling
Ojo dumeh yen ora gelem keweleh



Judul: Ada Gula Ada Semut
Artist: Tony Q Rastafara
Album: Anak Kampung


Kala kalung emas berlian
Melingkar di leher
Semua kemewahan
Uang tak ada serinya..
Sering kali teman, saudara,
Pasang muka manis, senyum lebar
Mengharap manismu

Kemana kau pergi
Selalu diikuti
Segala kebutuhan
Mereka siap melayani
Bahkan menjilat pantat
Akan dilakukannya
Dengan senang hati
Menunggu imbalan…

Suatu saat kemilau jatuh
Sinar redup semakin gelap
Habis manis sepah dibuang
Emas berlian tinggal kenangan
Satu – satu persatu
Semut semut menghilang
Mencari cari gula gula
Gula lainnya….



Judul: Liburan
Artist: Tony Q Rastafara
Album: Anak Kampung


Telanjang kaki di pasir
Menyusuri pinggiran pantai
Melupakan sejenak
Kehidupan sehari-hari

Angin sepoi-sepoi
Ombak berkejaran
Jauhkan gelisah
Manjakan hati
Hangat mentari…

Liburan di bibir pantai
Liburan…

Angin sepoi sepoi
Laut biru menari
Jauhkan gelisah
Manjakan hati
Hangat mentari

Liburan di bibir pantai
Liburan…
Read rest of entry

Kamis, 19 November 2009

.: PERSIJA :.


PROFILE TEAM PERSIJA



Berdiri : 1928
Alamat : Graha Wisata GOR Ragunan Lt 2 Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Telepon : 021-7818160
Ketua Klub : Toni Tobias
Stadion : Gelora Utama Bung Karno, Senayan, Jakarta.

Sejarah Singkat

Persija adalah singkatan dari Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta, sebuah klub sepakbola profesional yang berbasis di ibu kota.

Saat ini, tim berjuluk Macan Kemayoran merupakan salah satu kontestan Superliga 2008/09. Kompetisi kasta tertinggi di pentas sepakbola nasional yang baru pertama kali digulirkan musim ini.

Didirikan pada tahun 1928, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ), tim ini adalah merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan persatuan sepakbola seluruh Indonesia (PSSI).

Hal itu ditandai dengan keikutsertaan wakil VIJ Mr Soekardi, dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta pada Sabtu 19 April 1930.

Sempat menjadi jawara di era Perserikatan, klub ini semakin bersinar di era sepakbola profesional, setelah mendapat dukungan dan perhatian yang besar dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso kala itu.

Sayang seiring dengan lengsernya pria yang akrab di sapa Bang Yos itu, maka kondisi keuangan Persija menjadi tidak jelas. Hal itu setelah dana Anggaran dan Pendapatan Belaja Daerah (APBD) DKI Jakarta yang selama ini menopang kehidupan tim, tak lagi bisa dinikmati.

Akibatnya Persija mengalami krisis finansial yang hingga saat ini masih terus dialami tim yang memiliki pendukung fanatik yang cukup besar bernama Jak Mania.

Kiprah Di Superliga 2008/09

Di pertandingan awal Superliga, Persija sempat menggembrak dengan mendulang tujuh kemenangan, sekali seri dan sekali kalah, dari sembilan laga yang mereka mainkan. Sayang setelah itu mereka sempat mencetak hattrick kekalahan secara beruntun. Terlebih dengan kekalahan tragis dari tuan rumah Persipura dengan skor telak 6-0.

Hal tersebut ditengarai akibat krisis finansial yang belum juga berakhir, sehingga mental bertanding Ponaryo Astaman dan kawan-kawan terganggu. Maklum saja, karena krisis finansial itu membuat pemain belum menerima gaji selama beberapa bulan.

Peluang Juara

Sebagai tim yang boleh dikatakan bertabur bintang, Persija Jakarta punya kans yang cukup besar untuk tampil sebagai juara Superliga musim ini.

Meski demikian, bukan perkara mudah bagi tim ibu kota ini untuk bisa tampil menjadi yang terbaik. Pasalnya, mereka harus bisa bersaing dengan tim papan atas lainnya yang juga punya ambisi yang sama. Terlebih dengan kondisi finansial yang belum jelas.


SQUAD PERSIJA 2009
[IMG[/IMG]

Skuad Persija di Liga Super 2009
GK: M.Yasir, Franky Irawan, Roni Tri Prasnanto
B: Ismed Sofyan, Herman Abanda, Aris Indarto, Leo Saputra, Baihakki Khaizan, Leonard Tupamahu, Erik Setiawan, Elvis Nelson, Windu Hanggoro
T: Mustafic Fachrudin, Richard Caceres, M.Ilham, Ramdhani Lestaluhu, Heru Nerly, Salim Alaydrus, Hary Salisbury, Agus Indra
D: Bambang Pamungkas, Aliyudin, T.A Musafri



Data club

Nama Klub : Persija Jakarta
Julukan : Macan Kemayoran, The Jak
Berdiri : Jakarta, 28 November 1928
Alamat : Graha Wisata Gelanggang Olahraga Ragunan
Lt. 2 Pasar Minggu, Jaksel
Stadion : std. Gelora Bung Karno, Senayan & std. Lebak Bulus
Kapasitas : 88.000 & 15.000
Suporter : The Jakmania



Official Tim


Ketua Pengelola / Manajer Tim : H. Haryanto Badjoeri
Asisten Manajer 1 : M. Nigara
Asisten Manajer 2 : Ir. T. Ferry Indrasjarief
Pelatih Kepala : Benny Dollo
Pelatih Kiper : Haryono
Pelatih Fisik : Oktavianus
Dokter Tim : Dr. Monas
Measseur : Jimmy




Prestasi Klub

1931 Juara - VIJ Jakarta (nama awal Persija)
1933 Juara - VIJ Jakarta (nama awal Persija)
1934 Juara - VIJ Jakarta (nama awal Persija)

1938 Juara - VIJ Jakarta (nama awal Persija)
1964 Persija Jakarta
1973 Persija Jakarta
1975 Persija Jakarta dan PSMS Medan (juara bersama)
1977 Persija Jakarta
1979 Persija Jakarta
1990 Divisi Utama Peringkat 10
1995 Peringkat 12 Wilayah Barat
1995 Peringkat 13 Wilayah Barat
1996 Peringkat 10 Wilayah Barat
1998 Semifinalis
1999 Semifinalis
2001 Juara Liga Bank Mandiri
2002 8 Besar Liga Bank Mandiri
2003 Peringkat 7 Liga Bank Mandiri
2004 Peringkat 3 Liga Bank Mandiri
2005 Runner-Up Liga Indonesia
2005 Runner-Up Copa Indonesia
2006 Liga Indonesia 8 Besar
2006 Copa Indonesia Juara 3
2007 Copa Indonesia Juara 3


TOP SCORE PERSIJA ISL 2008 -2009
Bambang Pamungkas 18
Greg Nwokolo 16
Aliyudin 8
Abanda Herman 3
Robertinho 4
Ade Suhendra 1
Ponaryo Astaman 1
Ismed Sofiyan 2
Agus Indra Kurniawan 2
Melky Pekey 1
Lopez 2
Read rest of entry

SEJARAH BOB MARLEY


Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.

Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika. Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.

The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.

Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.

One Love! One Heart!
Lets get together and feel all right.
Hear the children cryin (One Love!);
Hear the children cryin (One Heart!)
(One Love / People Get Ready)

Dreadlock
Selain Bob Marley dan Jamaika, rambut gimbal atau lazim disebut “dreadlocks” menjadi titik perhatian dalam fenomena reggae. Saat ini dreadlock selalu diidentikkan dengan musik reggae, sehingga secara kaprah orang menganggap bahwa para pemusik reggae yang melahirkan gaya rambut bersilang-belit (locks) itu. Padahal jauh sebelum menjadi gaya, rambut gimbal telah menyusuri sejarah panjang.

Konon, rambut gimbal sudah dikenal sejak tahun 2500 SM. Sosok Tutankhamen, seorang fir’aun dari masa Mesir Kuno, digambarkan memelihara rambut gimbal. Demikian juga Dewa Shiwa dalam agama Hindu. Secara kultural, sejak beratus tahun yang lalu banyak suku asli di Afrika, Australia dan New Guinea yang dikenal dengan rambut gimbalnya. Di daerah Dieng, Wonosobo hingga kini masih tersisa adat memelihara rambut gimbal para balita sebagai ungkapan spiritualitas tradisional.

Membiarkan rambut tumbuh memanjang tanpa perawatan, sehingga akhirnya saling membelit membentuk gimbal, memang telah menjadi bagian praktek gerakan-gerakan spiritualitas di kebudayaan Barat maupun Timur. Kaum Nazarit di Barat, dan para penganut Yogi, Gyani dan Tapasvi dari segala sekte di India, memiliki rambut gimbal yang dimaksudkan sebagai pengingkaran pada penampilan fisik yang fana, menjadi bagian dari jalan spiritual yang mereka tempuh. Selain itu ada kepercayaan bahwa rambut gimbal membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan mental-spiritual dan supernatural. Keyakinan tersebut dilatari kepercayaan bahwa energi mental dan spiritual manusia keluar melalui ubun-ubun dan rambut, sehingga ketika rambut terkunci belitan maka energi itu akan tertahan dalam tubuh.

Seiring dimulainya masa industrial pada abad ke-19, rambut gimbal mulai sulit diketemukan di daerah Barat. Sampai ketika pada tahun 1914 Marcus Garvey memperkenalkan gerakan religi dan penyadaran identitas kulit hitam lewat UNIA, aspek spiritualitas rambut gimbal dalam agama Hindu dan kaum tribal Afrika diadopsi oleh pengikut gerakan ini. Mereka menyebut diri sebagai kaum “Dread” untuk menyatakan bahwa mereka memiliki rasa gentar dan hormat (dread) pada Tuhan. Rambut gimbal para Dread iniah yang memunculkan istilah dreadlocks—tatanan rambut para Dread. Saat Rastafarianisme menjadi religi yang dikukuhi kelompok ini pada tahun 1930-an, dreadlocks juga menjelma menjadi simbolisasi sosial Rasta (pengikut ajaran Rastafari).

Simbolisasi ini kental terlihat ketika pada tahun 1930-an Jamaika mengalami gejolak sosial dan politik. Kelompok Rasta merasa tidak puas dengan kondisi sosial dan pemerintah yang ada, lantas membentuk masyarakat tersendiri yang tinggal di tenda-tenda yang didirikan diantara semak belukar. Mereka memiliki tatanan nilai dan praktek keagamaan tersendiri, termasuk memelihara rambut gimbal. Dreadlocks juga mereka praktekkan sebagai pembeda dari para “baldhead” (sebutan untuk orang kulit putih berambut pirang), yang mereka golongkan sebagai kaum Babylon—istilah untuk penguasa penindas. Pertengahan tahun 1960-an perkemahan kelompok Rasta ditutup dan mereka dipindahkan ke daerah Kingston, seperti di kota Trench Town dan Greenwich, tempat dimana musik reggae lahir pada tahun 1968.

Ketika musik reggae memasuki arus besar musik dunia pada akhir tahun 1970-an, tak pelak lagi sosok Bob Marley dan rambut gimbalnya menjadi ikon baru yang dipuja-puja. Dreadlock dengan segera menjadi sebuah trend baru dalam tata rambut dan cenderung lepas dari nilai spiritualitasnya. Apalagi ketika pada tahun 1990-an, dreadlocks mewarnai penampilan para musisi rock dan menjadi bagian dari fashion dunia. Dreadlock yang biasanya membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk terbentuk, sejak saat itu bisa dibuat oleh salon-salon rambut hanya dalam lima jam! Aneka gaya dreadlock pun ditawarkan, termasuk rambut aneka warna dan “dread perms” alias gaya dreadlock yang permanen.

Meski cenderung lebih identik dengan fashion, secara mendasar dreadlock tetap menjadi bentuk ungkap semangat anti kekerasan, anti kemapanan dan solidaritas untuk kalangan minoritas tertindas.
Read rest of entry

Sabtu, 14 November 2009

.: Sejarah Musik Reggae :.


Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.

Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes) , memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.

Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.

Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.


Jamaika
Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.

Di tengah kerja berat dan ancaman penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi tradisi folk asli Jamaika. Bila komunitas kulit hitam di Amerika atau Eropa dengan cepat luntur identitas Afrika mereka, sebaliknya komunitas kulit hitam Jamaika masih merasakan kedekatan dengan tanah leluhur.

Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae awal dan lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan ajaran rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta gaya hidup bohemian. Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik dunia yang juga mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, otomatis mengakibatkan aliran musik satu ini menjadi barang konsumsi publik dunia. Maka, gaya rambut gimbal atau dreadlock serta lirik-lirik ‘rasta’ dalam lagunya pun menjadi konsumsi publik. Dalam kata lain, dreadlock dan ajaran rasta telah menjadi produksi pop, menjadi budaya pop, seiring berkembangnya musik reggae sebagai sebuah musik pop.

Musik reggae, sebutan rastaman, telah menjadi satu bentuk subkultur baru di negeri ini, di mana dengannya anak muda menentukan dan menggolongkan dirinya. Di sini, musik reggae menjadi penting sebagai sebuah selera, dan rastaman menjadi sebuah identitas komunal kelompok social tertentu. Tinggal bagaimana para pengamat social dan juga para anggota komunitas itu memahami diri dan kultur yang dipilihnya, agar tidak terjadi penafsiran keliru yang berbahaya bagi mereka. Penggunaan ganja adalah salah satu contohnya, di mana reggae tidak identik dengan ganja serta rastafarianisme pun bukanlah sebuah komunitas para penghisap ganja.

Sebuah lagu dari “Peter Tosh” (nama aslinya Peter McIntosh), pentolan The Wairles yang akhirnya bersolo karier. Dalam lagu ini, Peter Tosh menyatakan dukungannya dan tuntutannya untuk melegalkan ganja. Karena lagu ini, ia sempat ditangkap dan disiksa polisi Jamaika.

Menurut sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut “Burru” yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut “talking drums” (drum yang bicara) yang asli dari Africa Barat. “Jonkanoo” adalah musik budaya campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum, rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika Tengah dan diperkenalkan ke orang - orang Jamaika untuk membentuk sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker, scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 - 50an sebenarnya disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing, Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat “bop”. Ska kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian “skankin” pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai pencipta “ska”. Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya pada pertengahan 60an memunculkan “Rock Steady” yang punta tune bass berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.

“Reggae & Rasta”
Bob Marley tentunya adalah bimtang musik “dunia ketiga” pertama yang jadi penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley. Ditambah lagi dengan hadirnya “The Harder they Come” pada tahun 1973, Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music, musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara - upacara petani, lagu kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan - pertemuan Rasta, menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini.

“Apa sih Reggae”
Reggae sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus - putus tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang ‘berkotbah’ dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika), pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan aspek politis Rastafarinya. “Reg-ay” bisa dibilang muncul dari anggapan bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul Amerika namun dengan ritem yang ‘dibalik’ dan jalinan bass yang menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska & rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika - Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi ‘lubang - lubang’ iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer, permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.

“Tidak asli Jamaika”
Reggae memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan gitar pas - pasan dan putus - putusadalah interprestasi mereka akan R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu, Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai, kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan.


“It’s Influences”
Saat rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua dekade. Hits - hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees. Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari dunia tersendiri. Budaya ‘Dancehall’ Jamaika yang menonjol plus sound system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan yang luar biasa.Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.


> dari berbagai sumber.
Read rest of entry

Rabu, 11 November 2009

.: Perjalanan Reggae di Indonesia :.

Reggae, seperti dikatakan etnomusikolog Jacob Edgar, merupakan jenis musik yang mudah beradaptasi dengan beragam lingkungan kultural.

Musik Reggae sebetulnya sudah lama digaungkan di Indonesia sekitar awal tahun 1980, dengan munculnya band Reggae Abreso dalam acara Reggae Night di Taman Impian Jaya Ancol.

Pada tahun 1986 band yang seluruhnya personil pemuda asal Papua ini pernah performing di Christmas Island selama tiga bulan yang diprakarsai oleh Yorries Raweyai. Pada tahun 1984 Abreso pernah rekaman lagu-lagu Reggae.

Selain itu, masih di era tahun 1980-an ada lagu “Dansa Reggae” yang dinyanyikan oleh Nola Tilaar iringan musik oleh Willie Teuguh.

Lagu ciptaan Melky Goeslaw itu adalah salah satu lagu Reggae yang mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang kultural bisa ramai-ramai menikmati reggae. Dengar liriknya: "Orang Jawa bilang, ’monggo dansa reggae’!"
(Photo : istimewa)

Pada tahun 1980 "Abreso"

Tahun 1986 “Black Company”.

Tahun 1988 "Air Mood"

Akhir tahun 1989 "Asian Roots".

Tahun 1989 "Rastafara "

Tahun 1989 "Asian Rasta"

Tahun 1990 "Imanez"

Tahun 1993 "Asian Force"

Tahun 1993 "Jamming"

Tahun 1994 "Kingky Reggae"

Tahun 1997 "Batavia Reggae"

Tahun 1997 "Sireum Ateul"

Tahun 1998 "Souljah"

Tahun 1999 "Matahari"

Tahun 2000 "Marapu"

Tahun 2001 "Gangstarasta"

Tahun 2002 "Flobaja"

Tahun 2002 "DeJenks"

Tahun 2003 "Ras Muhamad"

Tahun 2003 "Green Savanna "

Tahun 2004 "My Reggae"

Tahun 2004 "Mozambique"

Tahun 2004 "Little Birds"

Tahun 2004 "Primitif"

Tahun 2004 "Peron 1"

Tahun 2005 "Taffgong"

Tahun 2005 "Pasukan Lima Jari"

Tahun 2005 "Masamune"

Tahun 2005 "Secret Place"

Tahun 2005 "Lokal Ambience"

Tahun 2005 "The Red Lock "

Tahun 2006 "Soya"

Tahun 2006 "Bakscherrys"

Tahun 2006 "Soundxinor's"

Tahun 2006 "PMS & The People"

Tahun 2006 "Jamaican Soul"

Tahun 2007 "Teh Manis"

Tahun 2007 "D'Lobbies"

Tahun 2007 "The Babylonians"

Tahun 2007 "Joe DeWine "

Tahun 2007 "Pa'Ce Rasta"

Ada beberapa musisi atau band Reggae yang sedang kami telusuri untuk dapat wawancara agar profil band atau perjalanan musik Reggae lebih lengkap lagi.

Sumber : IndoReggae.com
Read rest of entry